Pada
saat proses hipnoterapi berlangsung, klien hanya diam. Duduk atau berbaring,
yang sibuk justru terapisnya, yang
bertindak sebagai fasilitator. Akan tetapi, pada proses selanjutnya, klien lah yang menghipnosis dirinya sendiri
(Otohipnotis), berikut proses sebuah tahapan hipnoterapi :
1. Pre - Induction
(Interview)
Pada
tahap awal ini hipnoterapis dan klien untuk pertama kalinya bertemu. Setelah
klien mengisi formulir mengenai data dirinya, hipnoterapis membuka percakapan
untuk membangun kepercayaan klien, menghilangkan rasa takut terhadap hipnotis /
hipnoterapi dan menjelaskan mengenai hipnoterapi dan menjawab semua pertanyaan
klien. Sebelumnya hipnoterapis harus dapat mengenali aspek - aspek psikologis
dari klien, antara lain hal yang diminati dan tidak diminati, apa yang
diketahui klien terhadap hipnotis, dan seterusnya.
Pre - Induction dapat berupa percakapan ringan, saling
berkenalan, serta hal - hal lain yang bersifat mendekatkan seorang
hipnoterapis secara mental terhadap klien
(building rapport). Hipnoterapis juga akan membangun 6 pengharapan
mental klien terhadap masalah yang dihadapinya
(building mental expectancy). Pre - Induction merupakan tahapan yang sangat penting. Seringkali kegagalan proses hipnoterapi diawali dari
proses Pre - Induction yang tidak tepat.
2. Suggestibility Test
Maksud
dari uji sugestibilitas adalah untuk menentukan apakah klien masuk ke dalam
orang yang mudah menerima sugesti atau
tidak. Selain itu, uji sugestibilitas juga berfungsi sebagai pemanasan dan juga
untuk menghilangkan rasa takut terhadap proses hipnoterapi, Uji sugestibilitas
juga membantu hipnoterapis untuk menentukan
teknik induksi yang terbaik bagi sang klien.
3. Induction
Induksi
adalah cara yang digunakan oleh seorang
hipnoterapis untuk membawa pikiran klien berpindah dari pikiran sadar
(conscious) ke pikiran bawah sadar (sub conscious), dengan menembus apa yang
dikenal dengan Critical Area.
Critical Area
Sebagian
dari critical area berada di wilayah pikiran sadar dan sebagian lagi di pikiran
bawah sadar. Critical area hanya menyimpan informasi yang masuk ke pikiran
dalam waktu 24 jam terakhir. Setiap sugesti yang bersifat merugikan atau
berbahaya bagi klien dan bertentangan dengan cara berpikir dan sistem
kepercayaannya akan langsung ditolak. Penolakan ini ntampak jelas bahkan saat
klien berada dalam kondisi trance.
Critica area sebenarnya berfungsi
sebagai antisugestive barrier untuk melindungi pikiran bawah sadar dari
pengaruh luar. Ada tiga jenis dari antisuggestive
barrier ini yaitu ; logis, emosional
dan etis.
Saat tubuh rileks, pikiran juga menjadi rileks. maka
frekuensi gelombang otak dari klien akan turun dari Beta, Alfa, kemudian Theta.
Semakin turun gelombang otak, klien akan
semakin rileks, sehingga berada dalam kondisi trance. Inilah yang dinamakan
dengan kondisi ter -hipnotis.
Hipnoterapis akan mengetahui kedalaman trance klien dengan melakukan Depth Level Test (tingkat kedalaman trance klien).
Tabel Davis
Husband Scale
4. Deepening
(Pendalaman Trance)
Jika
dianggap perlu, hipnoterapis akan membawa klien ke trance yang lebih dalam.
Proses ini dinamakan deepening.
5. Suggestions /
Sugesti
Selanjutnya
hipnohipnoterapis akan memberikan sugesti - sugesti positif yang bersifat
mengobati kepada klien. Sugesti - sugesti ini yang diharapkan akan tertanam di
pikiran bawah sadar klien dan menghasilkan perubahan positif terhadap masalah
klien.
Pada saat klien masih berada dalam trance, hipnoterapis juga akan memberi
Post Hypnotic Suggestion, sugesti yang diberikan kepada klien pada saat proses
hipnotis masih berlangsung dan diharapkan terekam terus oleh pikiran bawah
sadar klien meskipun klien telah keluar dari proses hipnotis, sehingga
pelaksanaannya dilakukan setelah klien bangun dari kondisi itu. Post Hypnotic Suggestion adalah salah satu
unsur terpenting dalam proses
hipnoterapi. Post-hypnotic suggestion
terbagi 2 yaitu:
1. Non-therapeutic
post-hypnotic suggestion (NTPHS)
NTPHS ini tidak
mempunyai efek terapeutik dan tidak bermanfaat bagi pengembangan diri. Sering
digunakan oleh stage hypnotist dalam
pertunjukannya. Contohnya adalaha sugesti yang berbunyi, “saat bangun nanti, anda akan lupa nama anda”. Dan yang terjadi
setelahnya adalah benar.
2. Therapeutic
post-hypnotic suggestion (TPHS)
Sugesti ini bersifat konstruktif
terhadap proses terapi dan secara langsung berguna bagi kemajuan klien. Selain
itu TPHS juga dapat membuat klien menjadi lebih mudah untuk masuk ke dalam
kondisi trance pada sesi terpai
selanjutnya. Contohnya: “setiap kali
Anada menarik nafas panjang dan menghembuskannya perlahan, maka Anda akan
merasakan kembali kedamaian dan ketenangan pikiran”.
6. Termination
Akhirnya
dengan teknik yang tepat, hipnoterapis secara perlahan - lahan akan
membangunkan klien dari
"tidur" hipnotisnya dan membawanya ke keadaan yang sepenuhnya
sadar.
Referensi
Gunawan,
Adi. W. 2006. HypnotherapyThe Art of
Subsconcious Restructing. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama
Artikel yang sangat bagus :)
BalasHapusHipnoterapi daerah Jakarta dan Tangerang untuk banyak permasalahan pikiran, emosi, prilaku, psikosomatis, dan phisikologi lainnya.
Hubungi Bpk Arif, Telpon 021-93693294, pinBB 332143BC
http://sinergy-therapy.blogspot.co.id
Moga kami dapat membantu Anda.