Senin, 18 Maret 2013

MEKANISME HIPNOTERAPI PEDODONSIA


Pada saat proses hipnoterapi berlangsung, klien hanya diam. Duduk atau berbaring, yang sibuk justru terapisnya,  yang bertindak sebagai fasilitator. Akan tetapi, pada proses selanjutnya, klien  lah yang menghipnosis dirinya sendiri (Otohipnotis), berikut proses sebuah tahapan hipnoterapi :

1. Pre - Induction (Interview)
Pada tahap awal ini hipnoterapis dan klien untuk pertama kalinya bertemu. Setelah klien mengisi formulir mengenai data dirinya, hipnoterapis membuka percakapan untuk membangun kepercayaan klien, menghilangkan rasa takut terhadap hipnotis / hipnoterapi dan menjelaskan mengenai hipnoterapi dan menjawab semua pertanyaan klien. Sebelumnya hipnoterapis harus dapat mengenali aspek - aspek psikologis dari klien, antara lain hal yang diminati dan tidak diminati, apa yang diketahui klien terhadap hipnotis, dan seterusnya.
Pre - Induction dapat berupa percakapan ringan,  saling  berkenalan, serta hal - hal lain yang bersifat mendekatkan seorang hipnoterapis secara mental terhadap klien  (building rapport). Hipnoterapis juga akan membangun 6 pengharapan mental klien terhadap masalah yang dihadapinya  (building mental expectancy). Pre - Induction merupakan tahapan  yang sangat penting. Seringkali  kegagalan proses hipnoterapi diawali dari proses Pre - Induction yang tidak tepat.

2. Suggestibility Test
Maksud dari uji sugestibilitas adalah untuk menentukan apakah klien masuk ke dalam orang yang mudah  menerima sugesti atau tidak. Selain itu, uji sugestibilitas juga berfungsi sebagai pemanasan dan juga untuk menghilangkan rasa takut terhadap proses hipnoterapi, Uji sugestibilitas juga membantu hipnoterapis untuk menentukan  teknik induksi yang terbaik bagi sang klien.

3. Induction
Induksi adalah cara yang digunakan  oleh seorang hipnoterapis untuk membawa pikiran klien berpindah dari pikiran sadar (conscious) ke pikiran bawah sadar (sub conscious), dengan menembus apa yang dikenal dengan Critical Area.


Critical Area
Sebagian dari critical area berada di wilayah pikiran sadar dan sebagian lagi di pikiran bawah sadar. Critical area hanya menyimpan informasi yang masuk ke pikiran dalam waktu 24 jam terakhir. Setiap sugesti yang bersifat merugikan atau berbahaya bagi klien dan bertentangan dengan cara berpikir dan sistem kepercayaannya akan langsung ditolak. Penolakan ini ntampak jelas bahkan saat klien berada dalam kondisi trance.
            Critica area sebenarnya berfungsi sebagai antisugestive barrier  untuk melindungi pikiran bawah sadar dari pengaruh luar. Ada tiga jenis dari antisuggestive barrier  ini yaitu ; logis, emosional dan etis.
Saat tubuh rileks, pikiran juga menjadi rileks. maka frekuensi gelombang otak dari klien akan turun dari Beta, Alfa, kemudian Theta. Semakin turun  gelombang otak, klien akan semakin rileks, sehingga berada dalam kondisi trance. Inilah yang dinamakan dengan kondisi ter -hipnotis.

Hipnoterapis akan mengetahui kedalaman  trance klien dengan melakukan  Depth Level Test (tingkat kedalaman trance klien). 
Tabel Davis Husband Scale
4. Deepening (Pendalaman Trance)
Jika dianggap perlu, hipnoterapis akan membawa klien ke trance yang lebih dalam. Proses ini dinamakan deepening.

5. Suggestions / Sugesti
Selanjutnya hipnohipnoterapis akan memberikan sugesti - sugesti positif yang bersifat mengobati kepada klien. Sugesti - sugesti ini yang diharapkan akan tertanam di pikiran bawah sadar klien dan menghasilkan perubahan positif terhadap masalah klien.
Pada saat klien masih berada dalam trance, hipnoterapis juga akan memberi Post Hypnotic Suggestion, sugesti yang diberikan kepada klien pada saat proses hipnotis masih berlangsung dan diharapkan terekam terus oleh pikiran bawah sadar klien meskipun klien telah keluar dari proses hipnotis, sehingga pelaksanaannya dilakukan setelah klien bangun dari kondisi itu.  Post Hypnotic Suggestion adalah salah satu unsur  terpenting dalam proses hipnoterapi.  Post-hypnotic suggestion terbagi 2 yaitu:
1.      Non-therapeutic post-hypnotic suggestion (NTPHS)
NTPHS ini tidak mempunyai efek terapeutik dan tidak bermanfaat bagi pengembangan diri. Sering digunakan oleh stage hypnotist dalam pertunjukannya. Contohnya adalaha sugesti yang berbunyi, “saat bangun nanti, anda akan lupa nama anda”. Dan yang terjadi setelahnya adalah benar.

2.      Therapeutic post-hypnotic suggestion (TPHS)
Sugesti ini bersifat konstruktif terhadap proses terapi dan secara langsung berguna bagi kemajuan klien. Selain itu TPHS juga dapat membuat klien menjadi lebih mudah untuk masuk ke dalam kondisi trance pada sesi terpai selanjutnya. Contohnya: “setiap kali Anada menarik nafas panjang dan menghembuskannya perlahan, maka Anda akan merasakan kembali kedamaian dan ketenangan pikiran”.

6. Termination 
Akhirnya dengan teknik yang tepat, hipnoterapis secara perlahan - lahan akan membangunkan klien dari  "tidur" hipnotisnya dan membawanya ke keadaan yang sepenuhnya sadar.

Referensi
Gunawan, Adi. W. 2006. HypnotherapyThe Art of Subsconcious Restructing. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama

1 komentar:

  1. Artikel yang sangat bagus :)

    Hipnoterapi daerah Jakarta dan Tangerang untuk banyak permasalahan pikiran, emosi, prilaku, psikosomatis, dan phisikologi lainnya.
    Hubungi Bpk Arif, Telpon 021-93693294, pinBB 332143BC
    http://sinergy-therapy.blogspot.co.id
    Moga kami dapat membantu Anda.

    BalasHapus