Abstract
Caries
is a hard tissues dissease of teeth caused by bacteria, especially Streptococcus mutans. Streptococcus mutans plays an important
role in the development of caries, cause this bacteri will colonizes and
forming plaques that finally evolved into caries if not prevented. Tooth
brushing and fluoride are common preventive way. But this method is still not
sufficient. Other preventive method can be done by anti-plaque agents, both
chemical agents and the natural agents could be helpfull to inhibit the
bacterial activity. The natural agents, such as grape with its content, biologically
proved able to inhibit plaque-causing bacteria. Then, this papers will discuss
about the role of the substance contain in grapes and its dairy in preventing
caries.
Keywords : grape seed extract, wine,
plaque, polifenol, tanin.
Pendahuluan
Salah satu aktor utama dari ekosistem oral adalah
plak gigi yang berkembang secara alami pada jaringan keras dan lunak mulut.
Biofilm ini memiliki kesatuan yang sangat kompleks yang masih relatif stabil
dengan waktu meskipun perubahan lingkungan secara berkala.3
Plak
gigi adalah lapisan lembut yang terbentuk dari campuran antara makrofag,
leukosit, enzim, komponen anorganik, matriks ekstraseluler, epitel rongga mulut
yang mengalami deskuamasi, sisa-sisa makanan serta bakteri yang melekat di
permukaan gigi.7
Bakteri yang berperan penting dalam pembentukan plak
gigi adalah bakteri dari genus Streptococcus, yaitu bakteri Streptococcus
mutans yang ditemukan dalam jumlah besar pada penderita karies.4
Bakteri Streptococcus mutans memiliki enzim glikosiltransferase
yang dapat mengubah sukrosa saliva menjadi polisakarida ekstraseluler (PSE)
melalui proses glikosilasi. Polisakarida ekstraseluler ini akan membentuk suatu
matriks di dalam plak dimana bakteri lain dapat melekat. Akumulasi dari
bakteri-bakteri inilah yang jika dibiarkan lama kelamaan akan membentuk karies.
Oleh karena itu pencegahan utama karies ini ditujukan untuk mengendalikan plak.
Berbagai pencegahan telah dilakukan untuk
pembentukan plak. Cara yang paling sering dilakukan adalah menyikat gigi, selain
itu pengaplikasian topikal fluor sebagai anjuran dari dokter gigi. Akan tetapi,
cara ini masih kurang cukup. Untuk itu, kita perlu mengetahui bahan-bahan lain
yang bisa digunakan dalam mencegah terbentuknya plak sehingga mendukung usaha
dalam mencegah karies. Bahan-bahan ini bisa kita dapatkan dalam kehidupan kita
sehari-hari, bahkan mulai dari makanan yang kita makan yang mengandung zat-zat
penghambat aktivitas bakteri.
Sebagai
contoh adalah buah anggur yang sudah tidak asing lagi untuk kita. Buah anggur
sangat mudah kita temukan di kehidupan kita sehari-hari, karena buah ini sangat
banyak sekali dipasarkan di tiap daerah di Indonesia. Buah anggur ini
dipasarkan dalam bentuk buah asli maupun dengan segala jenis olahannya
Anggur (Vitis vinera) mengandung sejumlah senyawa biologis aktif dengan
efek menguntungkan pada kesehatan manusia. Buah
anggur (Vitis vinifera) adalah salah
satu jenis buah
yang mengandung fitokimia
golongan polyphenol seperti
resveratrol, tannins, golongan
flavonoids (cathecin), proanthocyanidhin
dan asam
lemak (oleanolic acid, oleanolic aldehid) yang berfungsi
sebagai penghambat glukosilasi
pada proses pembentukan plak
sehingga buah anggur (Vitis vinifera)
dapat sebagai alternatif antibakteri dalam pencegahan pembentukan karies.2,8
Macam-macam olahan buah anggur yang
juga telah diteliti dapat menghambat aktivitas bakteri dalam pembentukan plak
adalah Wine dan Grape Marc. Wine adalah minuman hasil fermentasi dari buah anggur (Vitis vinera) yang pada akhirnya dapat
menghasilkan berbagai macam jenis wine seperti Red Wine, White Wine, Rose Wine, Sparkling Wine, Fruit Wine, Fortified
Wine dan lain-lain.8
Red
Wine itu sendiri merupakan hasil fermentasi dari buah anggur merah beserta
kulitnya. Yang membedakannya dengan White
Wine adalah pada White Wine yang di fermentasi hanya daging buahnya saja
sehingga menghasilkan warna putih bening.
Red Wine
Selain wine, ada juga yang dinamakan Grape
Marc. Grape Marc adalah hasil olahan dari buah anggur, berupa sisa kulit
dan biji anggur yang sudah di pressed sebelumnya
dalam pembuatan Wine. Akan tetapi grape marc ini tidak dikonsumsi langsung
oleh orang-orang , melainkan dijadikan sebagai bahan dasar dalam pembuatan
makanan. Di Indonesia, grape marc ini dikenal dengan nama kismis.
Grape Marc
KANDUNGAN DALAM BUAH ANGGUR
Buah anggur segar dan hasil olahannya seperti wine dan kismis, selain bisa dikonsumsi
sebagai pencuci mulut setelah makan atau sebagai buah penyegar, ternyata
berkhasiat bagi kesehatan. Berikut ini kandungan gizi buah anggur dalam setiap
100 garam buah segar
Wiranta,
Bernard T. Wahyu. 2008. Membuahkan anggur dalam Pot dan Pekarangan. Tangerang :Agromedia
Pustaka
Anggur (Vitis
vinera) mengandung sejumlah senyawa biologis aktif dengan efek
menguntungkan pada kesehatan manusia. Buah
anggur (Vitis vinifera) adalah salah
satu jenis buah
yang mengandung fitokimia
golongan polyphenol seperti
resveratrol, tannins, golongan
flavonoids (cathecin), proanthocyanidhin
dan asam
lemak (oleanolic acid, oleanolic aldehid) yang berfungsi
sebagai penghambat glukosilasi
pada proses pembentukan plak
sehingga buah anggur (Vitis vinifera)
dapat sebagai alternatif antibakteri dalam pencegahan pembentukan karies.2,8
Kulit anggur sering digunakan untuk membuat wine dan suplemen makanan. Pada
penelitian yang dilakukan Toukarin Taashikatshu, membuktikan bahwa kulit anggur
yang dibuat dalam minuman dapat menghambat pertumbuhan S.mutans. Kulit anggur yang dibuat menjadi minuman anggur (wine) dimurnikan sehingga terbukti
memiliki kandungan polifenol.
Kulit anggur mengandung polifenol bioflavonoid (quercetin, catechin, flavonol dan
anthocyanidin) dan non bioflavonoid (derivatif asam). Kulit anggur merah
mengandung flavonoid yang tinggi1.
Peranan
dalam pencegahan karies.
Streptokokus
mutans adalah salah
satu bakteri khusus yang dilengkapi dengan beberapa reseptor yang dapat
meningkatkan adhesi ke permukaan gigi.3 Sukrosa digunakan oleh
S.mutans untuk menghasilkan polisakarida yang lengket, ekstraseluler dan
berbasis dekstran yang memungkinkan bagi bakteri untuk menyatu dan kemudian
membentuk plak.
Faktor virulensi terpenting adalah tingkat keasaman S.mutans. Berbeda dengan mikroorganisme
oral lainnya, S.mutans tumbuh dan
berkembang dengan baik pada kondisi asam.
Dimana tingkat metabolismenya semakin meningkat ketika pH semakin
menurun. Karena pergerakan sistem proton diguanakan dalam pengangkutan nutrisi,
dinding sel S.mutans dimodulasi
dengan ion hidrogen yang meningkat seiring dengan tingkat keasaman.3
Berdasarkan hasil penelitian, Ekstrak Biji Anggur
memiliki dosis non-toksik yang tinggi, sehingga sangat aman untuk dikonsumsi.
Selain itu, buah anggur juga memiliki efek terapeutik.
Tabel1 : The cytotoxicity test
results of the evaluation of the non-toxic dose for each treatment.
Kandungan dalam buah anggur yang memiliki potensi
terbesar dalam menghambat bakter adalah Epikatekin. Sehingga epikatekin
merupakan faktor penghambat utama yang terkandung dalam buah anggur untuk
mencegah karies
Dalam buah anggur terdapat kandungan zat polifenol. Sebuah
penelitian dilakukan untuk meneliti efek antibakterial dari zat polifenol yang
terkandung dalam buah anggur. Penelitian ini mengguanakan grape marc dan red wine
sebagai bahan penelitian. Pengukuran antibakteri ini menggunakan indeks MIC
(konsentrasi hambat minimum) dan MBC (konsentrasi bakterisidal minimum).3
Hasil penelitian menunjukkan bahwa grape marc dan wine menunjukkan angka MIC
dan MBC yang tinggi. Hal ini berarti bahwa kedua ekstrak anggur ini memiliki
potensi untuk melawan bakteri kariogenik yang tinggi dengan kandungan polyphenolnya.
Aktivitas antimikroba dari senyawa
fenol yaitu pada konsentrasi rendah, fenol bekerja dengan merusak membran
sitoplasma dan dapat menyebabkan kebocoran isi sel, sedangkan pada konsentrasi
tinggi zat tersebut berkoagulasi dengan protein seluler. Aktivitas tersebut
sangat efektif ketika bakteri berada dalam tahap pembelahan, dengan lapisan
fosfolipid di sekeliling sel sedang dalam kondisi yang sangat tipis sehingga fenol
dapat nerpenetrasi dengan mudah dan merusak isi sel dari bakteri tersebut.
Selain
itu, dari penelitian juga di dapatkan bahwa GME (grape marc extract) mempunyai kemampuan untuk mempengaruhi
pembentukan biofilm oleh Streptococcus
mutans1. Sehingga dapat menghambat terjadinya perlekatan dengan
bakteri lainnya. Salah satu komponen penting dari plak gigi adalah glukan yang
bersifat lengket yang nantinya akan menjadi tempat perlekatan bakteri-bakteri.
Glukan ini disintesis dari sukrosa oleh glucosyltransferase
(GTF). GTF ini merupakan faktor
virulensi terpenting dalam pembentukan plak gigi. Grape marc memiliki kandungan
tanin yang tinggi, karena itu dia mampu menghambat aktivitas enzimatik dari GTF
ini. Fungsi dari tanin itu sendiri
adalah menghambat aktivitas glikolisis dan GTF sehingga menghambat pembentukan
plak.5
Antibakteri dalam Red wine dan White wine melawan Streptococcus mutans.
Seperti yang
telah dijelaskan di atas, wine adalah olahan buah anggur yang telah
difermentasikan. Perbedaan red wine dan white wine ini adalah pada bahan
dasarnya. Pada red wine dibuat dengan memproses anggur merah atau anggur hitam.
Hasil akhir proses bisa sangat bervariatif, tergantung cuaca, curah hujan,
daerah, tanah, type anggur, dll. Sedangkan White wine dibuat dari tipe anggur
yang kuning, keemasan, hijau, atau juga beberapa tipe anggur merah. Jika
menggunakan anggur merah, kulitnya tidak digunakan, hanya sarinya yang tidak
berwarna yang digunakan. Untuk tipe anggur lain: kuning, hijau, keemasan, kulit
anggurnya bisa saja digunakan atau juga tidak, dalam proses produksinya.
Beberapa
penelitian menunjukkan bahwa konsumsi wine moderat memiliki efek menguntungkan
pada kesehatan manusia. Antioksidan dan sifat antiradikal, terutama anggur
merah, yang dikarenakan oleh kandungan polifenol tinggi (1-3), baik untuk
melindungi terhadap risiko penyakit jantung koroner dan kanker.5
Wine memiliki
agen anti-mikrobial. Agen antimikroba alami yang terkandung di dalamnya efektif
untuk melawan oral patogen yang memainkan peranan penting dalam mencegah
karies. Agen anti mikroba itu adalah zat-zat yang terkandung dalam wine seperti
fenol, flavonoid dan proantocyanidin.9
Flavonoid
merupakan gabungan dari senyawa fenol sehingga memiliki mekanisme antibakteri
yang hampir mirip dengan senyawa fenol. Bedanya, flavonoid ini bersifat agak
asam sehingga dapat larut dalam basa, juga dapat larut dalam pelarut polar
seperti etanol, methanol, buthanol, aseton, air dan sebagainya1.
Flavonoid menunjukkan sifat antimikroba, antiinflamasi, antikanker dan anti
alergik. Flavonoid juga berfungsi sebagai antioksidan dalam menyingkirkan
radikal bebas.2
Baik wine
merah dan putih terbukti dapat mengerahkan secara in vitro aktivitas
antibakteri terhadap streptokokus oral, beberapa S. pyogenes dan menyebabkan
efek postcontact terhadap S. mutans. Terlebih karena adanya kandungan asam
Suksinat, malat, laktat, asam tartarat, sitrat, asetat yang semunya bersifat
antibakteri.5
Sebuah
penelitian dilakukan dengan menghilangkan alkohol (dealkoholisasi) pada red dan
white wine sebelum uji mikrobiologi untuk meniadakan campur tangan etanol pada
pertumbuhan Streptococcus mutans. Penelitian
menunjukkan bahwa kedua wine ini aktif dan perbedaan aktivitas antibakterinya
bergantung pada jenis strain bakteri apa yang dilawan.
Hasil
penelitian menunjukkan Red wine memiliki aktivitas antibakteri yang lebih kuat
dibanding White wine, walaupun perbedaannya tidak terlalu signifikan. Ini dikarenakan
Red wine mengikutsertakan kulit anggur dalam olahannya. Dimana kita tahu bahwa
kulit anggur sangat kaya akan senyawa fenol yang bersifat antimikroba sehingga
juga mencerminkan selang waktu dimana sel-sel meregenerasi molekul enzim aktif
setelah pemisahan ikatan senyawa bioaktif wine yang di dealkoholisasi dari lokasi
target pada red wine lebih cepat5.
KESIMPULAN
Karies merupakan
penyakit jaringan keras gigi yang prevalensi terjadinya cukup tinggi. Oleh
karena itu perlu dilakukan pencegahan. Pencegahan karies dapat dilakukan dengan
berbagai macam cara. Salah satu cara alternatif adalah dengan mengonsumsi
makanan yang mengandung zat antibakteri, seperti anggur. Anggur memiliki
senyawa polifenol, flavonoid,
proantosianidin dan senyawa lainnya yang sangat efektif dalam menghambat
aktivitas Streptococcus mutans di
dalam rongga mulut.
Referensi
1.
Acton, Ashton.
2011. Advance in Ethanol Reasearch and
Aplication / 2011 Edition. Atlanta, Georgia : Scholarly Edition.
2.
Astawan, Made.
2008. Khasiat Warna Warni Makanan. Jakarta
: Gramedia
3.
A. Furiga, A.
Lonvaud-Funel dkk. 2007. In vitro anti-bacterial and
anti-adherence effects of natural polyphenolic compounds on oral bacteria. Journal of Applied Microbiology ISSN
1364-5072
4.
Hala EL-Adawi.
2012. Inhibitory Effect of Grape Seed Extract (GSE) on Cariogenic Bacteria. Journal of Medical Plants Vol. 6(34).
5.
MARIA DAGLIA, ADELE PAPETTI, dkk. 2007. Antibacterial Activity of Red and White Wine
against Oral Streptococci. Journal of
Agricultural and Food Chemistry. 55, 5038-5042
6.
S. Pavan, Q.
Xie dkk. 2011. Biomimetic Approach for Root Caries Prevention Using a
Proanthocyanidin-Rich Agent. Journal of Caries
Research 2011;45:443–447
7.
Kidd, Edwina
& Sally Joyston. 1992. Dasar-dasar
karies penyakit dan penanggulangannya. Jakarta : EGC.
8.
Wiranta, Bernard T. Wahyu. 2008. Membuahkan anggur dalam Pot dan Pekarangan.
Tangerang :Agromedia Pustaka
9.
Whidia,
Febrina Natarini. 2007. PERBANDINGAN EFEK
ANTIBAKTERI JUS ANGGUR MERAH (Vitis vinifera) PADA BERBAGAI KONSENTRASI
TERHADAP Streptococcus mutans. Semarang : Universitas Diponegoro