Etiologi
ARITMIA
- Hipoksia: miokardium yang kurang oksigen adalah miokardium yang tidak sehat. Kelainan paru entah itu penyakit paru kronik berat atau emboli paru akut adalah pencetus utama aritmia jantung
- Iskemia dan iritabilitas: infark miokardium merupakan keadaan yang umumnya menyebabkan aritmia. Angina juga merupakan pencetus utama, bahkan tanpa perlu adanya Kematian sel miokardium akibat infark. Miokarditis, yaitu peradangan otot jantung yang sering disebabkan oleh infeksi virus berulang dapat mencetuskan aritmia.
- Stimulasi simpatis: tonus simpatis yang meningkat karena hipertiroidisme, gagal jantung kongestif, gugup, olahraga, dll dapat mencetuskan aritmia.
- Drugs (obat-obatan): banyak obat yang dapat menyebabkan aritmia. Bahkan obat-obatan antiaritmia sendiri seperti kuinidin turut menjadi penyebab aritmia.
- Gangguan elektrolit: hipokalemia ditakuti karena krmampuannya mencetuskna aritmia tetapi ketidakseimbangan kalsium dan magnesium turut bertanggung jawab.
- Bradikardia: frekuensi jantung yang sangan lambat tampaknya cenderung berubah menjadi aritmia.
- Strecth (regangan): pembesaran dan hipertropi atrium dan ventrikel dapat mencetuskan aritmia.
- Kelainan struktur sistem konduksi: penderita yang memiliki fetal despersi di AV node dan fasciculo ventricular connection atau yanmemiliki jalur tambahan seperti pada sindrom wollf-parkinson-White sangat mudah mengalami aritmia melalui mekanisme preeksitasi
- Interval QT yang memanjang: pada penderita penyakit jantung koroner, kelainan struktur jantung atau gangguan elektrolit yang disertai interval QT memanjang akan lebih sering terjadi aritmia dibandingkan dengan individu normal.
Beberapa
etiologi ini dapat saling memberatkan, artinya bila telah ada hipertropi otot
jantung misalnya, kemudian pula timbul iskemia dan gannguan keseimbangan
elektrolit maka aritmia akan lebih mudah timbul sedangkan mengontrolnya lebih
sulit pula.
ASMA
Menurut
The Lung Association of Canada, ada dua faktor yang menjadi pencetus asma,
yaitu:
1. Pemicu
(trigger) yang mengakibatkan mengencang atau menyempitnya saluran
pernafasan (bronkokonstriksi). Pemicu tidak menyebabkan peradangan.
Banyak kalangan kedokteran yang menganggap pemicu dan bronkokonstriksi adalah
gangguan pernafasan akut, yang belum berarti asma, tapi bisa menjurus menjadi
asma jenis intrinsik. Gejala-gejala bronkokonstriksi yang diakibatkan oleh
pemicu cenderung timbul seketika, berlangsung dalam waktu pendek dan relatif
mudah diatasi dalam waktu singkat. Namun saluran pernafasan akan bereaksi lebih
cepat terhadap pemicu, apabila sudah ada, atau sudah terjadi peradangan.
Umumnya pemicu yang mengakibatkan bronkokonstriksi termasuk stimulus
sehari-hari seperti: perubahan cuaca dan suhu udara, polusi udara, asap rokok,
infeksi saluran pernafasan, gangguan emosi, dan olahraga yang berlebihan.
2. Penyebab
(inducer) yang mengakibatkan peradangan (inflammation) pada
saluran pernafasan. Penyebab asma (inducer) bisa menyebabkan peradangan
(inflammation) dan sekaligus hiperresponsivitas (respon yang
berlebihan) dari saluran pernafasan. Oleh kebanyakan kalangan kedokteran, inducer
dianggap sebagai penyebab asma sesungguhnya atau asma jenis ekstrinsik.
Penyebab asma (inducer) dengan demikian mengakibatkan gejala-gejala yang
umumnya berlangsung lebih lama (kronis), dan lebih sulit diatasi, dibanding
gangguan pernafasan yang diakibatkan oleh pemicu (trigger). Umumnya
penyebab asma (inducer) adalah alergen, yang tampil dalam bentuk:
ingestan, inhalan, dan kontak dengan kulit. Ingestan yang utama ialah makanan
dan obat-obatan. Sedangkan alergen inhalan yang utama adalah tepung sari
(serbuk) bunga, tungau, serpih dan kotoran binatang, serta jamur.
Hadibroto, Iwan. dan
Alam, Syamsir. 2006. Asma. Jakarta:
PT. Gramedia Pustaka Utama.
Vitahealth. 2006. Asma,
informasi lengkap untuk penderita dan keluarganya. Jakarta : gramedia
ETIOLOGI
GAGAL GINJAL KRONIS
Penyebab
dari gagal ginjal kronis menurut (Price, 2002), adalah :
1)
Infeksi Saluran Kemih
Infeksi
saluran kemih (SIK) sering terjadi dan menyerang manusia tanpa memandang usia,
terutama wanita. Infeksi saluran kemih umumnya dibagi dalam dua kategori besar
: Infeksi saluran kemih bagian bawah (uretritis, sistitis, prostatis) dan
infeksi saluran kencing bagian atas (pielonepritis akut). Sistitis kronik dan
pielonepritis kronik adalah penyebab utama gagal ginjal tahap akhir pada
anak-anak. (Price, 2002: 919)
2)
Penyakit peradangan
Kematian
yang diakibatkan oleh gagal ginjal umumnya disebabkan oleh glomerulonepritis
kronik. Pada glomerulonepritis kronik, akan terjadi kerusakan glomerulus secara
progresif yang pada akhirnya akan menyebabkan terjadinya gagal ginjal.
3)
Nefrosklerosis hipertensif
Hipertensi
dan gagal ginjal kronik memiliki kaitan yang erat. Hipertensi mungkin merupakan
penyakit primer dan menyebabkan kerusakan pada ginjal, sebaliknya penyakit
ginjal kronik dapat menyebabkan hipertensi atau ikut berperan pada hipertensi
melalui mekanisme retensi natrium dan air, serta pengaruh vasopresor dari
sistem renin-angiotensin.
4)
Gangguan kongenital dan herediter
Asidosis
tubulus ginjal dan penyakit polikistik ginjal merupakan penyakit herediter yang
terutama mengenai tubulus ginjal. Keduanya dapat berakhir dengan gagal ginjal
meskipun lebih sering dijumpai pada penyakit polikistik
5) Gangguan metabolik
Penyakit
metabolik yang dapat mengakibatkan gagal ginjal kronik antara lain diabetes
mellitus, gout, hiperparatiroidisme primer dan amiloidosis.
6) Nefropati toksik
Ginjal
khususnya rentan terhadap efek toksik, obat-obatan dan bahan-bahan kimia karena
alasan-alasan berikut :
a)
Ginjal menerima 25 % dari curah jantung, sehingga sering dan mudah kontak
dengan zat kimia dalam jumlah yang besar.
b)
Interstitium yang hiperosmotik memungkinkan zat kimia dikonsentrasikan pada
daerah yang relatif hipovaskular.
c)
Ginjal merupakan jalur ekskresi obligatorik untuk kebanyakan obat, sehingga
insufisiensi ginjal mengakibatkan penimbunan obat dan meningkatkan konsentrasi
dalam cairan tubulus. (Price, 2002:944
Tidak ada komentar:
Posting Komentar