Senin, 18 Maret 2013

PERANAN BUAH ANGGUR DALAM MENCEGAH KARIES


Abstract
            Caries is a hard tissues dissease of teeth caused by bacteria, especially Streptococcus mutans. Streptococcus mutans plays an important role in the development of caries, cause this bacteri will colonizes and forming plaques that finally evolved into caries if not prevented. Tooth brushing and fluoride are common preventive way. But this method is still not sufficient. Other preventive method can be done by anti-plaque agents, both chemical agents and the natural agents could be helpfull to inhibit the bacterial activity. The natural agents, such as grape with its content, biologically proved able to inhibit plaque-causing bacteria. Then, this papers will discuss about the role of the substance contain in grapes and its dairy in preventing caries.
Keywords : grape seed extract, wine, plaque, polifenol, tanin.

Pendahuluan
Salah satu aktor utama dari ekosistem oral adalah plak gigi yang berkembang secara alami pada jaringan keras dan lunak mulut. Biofilm ini memiliki kesatuan yang sangat kompleks yang masih relatif stabil dengan waktu meskipun perubahan lingkungan secara berkala.3
            Plak gigi adalah lapisan lembut yang terbentuk dari campuran antara makrofag, leukosit, enzim, komponen anorganik, matriks ekstraseluler, epitel rongga mulut yang mengalami deskuamasi, sisa-sisa makanan serta bakteri yang melekat di permukaan gigi.7
Bakteri yang berperan penting dalam pembentukan plak gigi adalah bakteri dari genus Streptococcus, yaitu bakteri Streptococcus mutans yang ditemukan dalam jumlah besar pada penderita karies.4 Bakteri Streptococcus mutans  memiliki enzim glikosiltransferase yang dapat mengubah sukrosa saliva menjadi polisakarida ekstraseluler (PSE) melalui proses glikosilasi. Polisakarida ekstraseluler ini akan membentuk suatu matriks di dalam plak dimana bakteri lain dapat melekat. Akumulasi dari bakteri-bakteri inilah yang jika dibiarkan lama kelamaan akan membentuk karies. Oleh karena itu pencegahan utama karies ini ditujukan untuk mengendalikan plak.
Berbagai pencegahan telah dilakukan untuk pembentukan plak. Cara yang paling sering dilakukan adalah menyikat gigi, selain itu pengaplikasian topikal fluor sebagai anjuran dari dokter gigi. Akan tetapi, cara ini masih kurang cukup. Untuk itu, kita perlu mengetahui bahan-bahan lain yang bisa digunakan dalam mencegah terbentuknya plak sehingga mendukung usaha dalam mencegah karies. Bahan-bahan ini bisa kita dapatkan dalam kehidupan kita sehari-hari, bahkan mulai dari makanan yang kita makan yang mengandung zat-zat penghambat aktivitas bakteri.
            Sebagai contoh adalah buah anggur yang sudah tidak asing lagi untuk kita. Buah anggur sangat mudah kita temukan di kehidupan kita sehari-hari, karena buah ini sangat banyak sekali dipasarkan di tiap daerah di Indonesia. Buah anggur ini dipasarkan dalam bentuk buah asli maupun dengan segala jenis olahannya
            Anggur (Vitis vinera) mengandung sejumlah senyawa biologis aktif dengan efek menguntungkan pada kesehatan manusia. Buah  anggur  (Vitis  vinifera) adalah  salah  satu  jenis  buah  yang mengandung  fitokimia golongan  polyphenol  seperti  resveratrol,  tannins, golongan flavonoids  (cathecin), proanthocyanidhin dan  asam  lemak  (oleanolic  acid,  oleanolic aldehid) yang  berfungsi  sebagai  penghambat  glukosilasi  pada  proses pembentukan plak sehingga buah anggur (Vitis vinifera) dapat sebagai alternatif antibakteri dalam pencegahan pembentukan karies.2,8
            Macam-macam olahan buah anggur yang juga telah diteliti dapat menghambat aktivitas bakteri dalam pembentukan plak adalah Wine dan Grape Marc. Wine adalah minuman hasil fermentasi dari buah anggur (Vitis vinera) yang pada akhirnya dapat menghasilkan berbagai macam jenis wine seperti Red Wine, White Wine, Rose Wine, Sparkling Wine, Fruit Wine, Fortified Wine dan lain-lain.8
            Red Wine itu sendiri merupakan hasil fermentasi dari buah anggur merah beserta kulitnya. Yang membedakannya dengan White Wine adalah pada White Wine yang di fermentasi hanya daging buahnya saja sehingga menghasilkan warna putih bening.

Red Wine


            Selain wine, ada juga yang dinamakan Grape Marc. Grape Marc adalah hasil olahan dari buah anggur, berupa sisa kulit dan biji anggur yang sudah di pressed sebelumnya dalam pembuatan Wine. Akan tetapi grape marc ini tidak dikonsumsi langsung oleh orang-orang , melainkan dijadikan sebagai bahan dasar dalam pembuatan makanan. Di Indonesia, grape marc ini dikenal dengan nama kismis.


Grape Marc




KANDUNGAN DALAM BUAH ANGGUR

Buah anggur segar dan hasil olahannya seperti wine dan kismis, selain bisa dikonsumsi sebagai pencuci mulut setelah makan atau sebagai buah penyegar, ternyata berkhasiat bagi kesehatan. Berikut ini kandungan gizi buah anggur dalam setiap 100 garam buah segar
Wiranta, Bernard T. Wahyu. 2008. Membuahkan anggur dalam Pot dan Pekarangan. Tangerang :Agromedia Pustaka

Anggur (Vitis vinera) mengandung sejumlah senyawa biologis aktif dengan efek menguntungkan pada kesehatan manusia. Buah  anggur  (Vitis  vinifera) adalah  salah  satu  jenis  buah  yang mengandung  fitokimia golongan  polyphenol  seperti  resveratrol,  tannins, golongan flavonoids  (cathecin), proanthocyanidhin dan  asam  lemak  (oleanolic  acid,  oleanolic aldehid) yang  berfungsi  sebagai  penghambat  glukosilasi  pada  proses pembentukan plak sehingga buah anggur (Vitis vinifera) dapat sebagai alternatif antibakteri dalam pencegahan pembentukan karies.2,8
Kulit anggur sering digunakan untuk membuat wine dan suplemen makanan. Pada penelitian yang dilakukan Toukarin Taashikatshu, membuktikan bahwa kulit anggur yang dibuat dalam minuman dapat menghambat pertumbuhan S.mutans. Kulit anggur yang dibuat menjadi minuman anggur (wine) dimurnikan sehingga terbukti memiliki kandungan polifenol.
Kulit anggur mengandung polifenol bioflavonoid (quercetin, catechin, flavonol dan anthocyanidin) dan non bioflavonoid (derivatif asam). Kulit anggur merah mengandung flavonoid yang tinggi1.

Peranan dalam pencegahan karies.

Streptokokus mutans  adalah salah satu bakteri khusus yang dilengkapi dengan beberapa reseptor yang dapat meningkatkan adhesi ke permukaan gigi.3 Sukrosa digunakan oleh S.mutans untuk menghasilkan polisakarida yang lengket, ekstraseluler dan berbasis dekstran yang memungkinkan bagi bakteri untuk menyatu dan kemudian membentuk plak.
Faktor virulensi terpenting adalah tingkat keasaman S.mutans. Berbeda dengan mikroorganisme oral lainnya, S.mutans tumbuh dan berkembang dengan baik pada kondisi asam.  Dimana tingkat metabolismenya semakin meningkat ketika pH semakin menurun. Karena pergerakan sistem proton diguanakan dalam pengangkutan nutrisi, dinding sel S.mutans dimodulasi dengan ion hidrogen yang meningkat seiring dengan tingkat keasaman.3
Berdasarkan hasil penelitian, Ekstrak Biji Anggur memiliki dosis non-toksik yang tinggi, sehingga sangat aman untuk dikonsumsi. Selain itu, buah anggur juga memiliki efek terapeutik.
Tabel1 : The cytotoxicity test results of the evaluation of the non-toxic dose for each treatment.

Kandungan dalam buah anggur yang memiliki potensi terbesar dalam menghambat bakter adalah Epikatekin. Sehingga epikatekin merupakan faktor penghambat utama yang terkandung dalam buah anggur untuk mencegah karies


Dalam buah anggur terdapat kandungan zat polifenol. Sebuah penelitian dilakukan untuk meneliti efek antibakterial dari zat polifenol yang terkandung dalam buah anggur. Penelitian ini mengguanakan grape marc dan red wine sebagai bahan penelitian. Pengukuran antibakteri ini menggunakan indeks MIC (konsentrasi hambat minimum) dan MBC (konsentrasi bakterisidal minimum).3
Hasil penelitian menunjukkan bahwa grape marc dan wine  menunjukkan angka MIC dan MBC yang tinggi. Hal ini berarti bahwa kedua ekstrak anggur ini memiliki potensi untuk melawan bakteri kariogenik yang tinggi dengan kandungan polyphenolnya.


            Aktivitas antimikroba dari senyawa fenol yaitu pada konsentrasi rendah, fenol bekerja dengan merusak membran sitoplasma dan dapat menyebabkan kebocoran isi sel, sedangkan pada konsentrasi tinggi zat tersebut berkoagulasi dengan protein seluler. Aktivitas tersebut sangat efektif ketika bakteri berada dalam tahap pembelahan, dengan lapisan fosfolipid di sekeliling sel sedang dalam kondisi yang sangat tipis sehingga fenol dapat nerpenetrasi dengan mudah dan merusak isi sel dari bakteri tersebut.
            Selain itu, dari penelitian juga di dapatkan bahwa GME (grape marc extract) mempunyai kemampuan untuk mempengaruhi pembentukan biofilm oleh Streptococcus mutans1. Sehingga dapat menghambat terjadinya perlekatan dengan bakteri lainnya. Salah satu komponen penting dari plak gigi adalah glukan yang bersifat lengket yang nantinya akan menjadi tempat perlekatan bakteri-bakteri. Glukan ini disintesis dari sukrosa oleh glucosyltransferase (GTF). GTF ini merupakan faktor virulensi terpenting dalam pembentukan plak gigi. Grape marc memiliki kandungan tanin yang tinggi, karena itu dia mampu menghambat aktivitas enzimatik dari GTF ini.  Fungsi dari tanin itu sendiri adalah menghambat aktivitas glikolisis dan GTF sehingga menghambat pembentukan plak.5
Antibakteri  dalam Red wine dan White wine melawan Streptococcus mutans.


Seperti yang telah dijelaskan di atas, wine adalah olahan buah anggur yang telah difermentasikan. Perbedaan red wine dan white wine ini adalah pada bahan dasarnya. Pada red wine dibuat dengan memproses anggur merah atau anggur hitam. Hasil akhir proses bisa sangat bervariatif, tergantung cuaca, curah hujan, daerah, tanah, type anggur, dll. Sedangkan White wine dibuat dari tipe anggur yang kuning, keemasan, hijau, atau juga beberapa tipe anggur merah. Jika menggunakan anggur merah, kulitnya tidak digunakan, hanya sarinya yang tidak berwarna yang digunakan. Untuk tipe anggur lain: kuning, hijau, keemasan, kulit anggurnya bisa saja digunakan atau juga tidak, dalam proses produksinya.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa konsumsi wine moderat memiliki efek menguntungkan pada kesehatan manusia. Antioksidan dan sifat antiradikal, terutama anggur merah, yang dikarenakan oleh kandungan polifenol tinggi (1-3), baik untuk melindungi terhadap risiko penyakit jantung koroner dan kanker.5
Wine memiliki agen anti-mikrobial. Agen antimikroba alami yang terkandung di dalamnya efektif untuk melawan oral patogen yang memainkan peranan penting dalam mencegah karies. Agen anti mikroba itu adalah zat-zat yang terkandung dalam wine seperti fenol, flavonoid dan proantocyanidin.9
Flavonoid merupakan gabungan dari senyawa fenol sehingga memiliki mekanisme antibakteri yang hampir mirip dengan senyawa fenol. Bedanya, flavonoid ini bersifat agak asam sehingga dapat larut dalam basa, juga dapat larut dalam pelarut polar seperti etanol, methanol, buthanol, aseton, air dan sebagainya1. Flavonoid menunjukkan sifat antimikroba, antiinflamasi, antikanker dan anti alergik. Flavonoid juga berfungsi sebagai antioksidan dalam menyingkirkan radikal bebas.2
             Baik wine merah dan putih terbukti dapat mengerahkan secara in vitro aktivitas antibakteri terhadap streptokokus oral, beberapa S. pyogenes dan menyebabkan efek postcontact terhadap S. mutans. Terlebih karena adanya kandungan asam Suksinat, malat, laktat, asam tartarat, sitrat, asetat yang semunya bersifat antibakteri.5
            Sebuah penelitian dilakukan dengan menghilangkan alkohol (dealkoholisasi) pada red dan white wine sebelum uji mikrobiologi untuk meniadakan campur tangan etanol pada pertumbuhan Streptococcus mutans. Penelitian menunjukkan bahwa kedua wine ini aktif dan perbedaan aktivitas antibakterinya bergantung pada jenis strain bakteri apa yang dilawan.
            Hasil penelitian menunjukkan Red wine memiliki aktivitas antibakteri yang lebih kuat dibanding White wine, walaupun perbedaannya tidak terlalu signifikan. Ini dikarenakan Red wine mengikutsertakan kulit anggur dalam olahannya. Dimana kita tahu bahwa kulit anggur sangat kaya akan senyawa fenol yang bersifat antimikroba sehingga juga mencerminkan selang waktu dimana sel-sel meregenerasi molekul enzim aktif setelah pemisahan ikatan senyawa bioaktif wine yang di dealkoholisasi dari lokasi target pada red wine lebih cepat5.

KESIMPULAN
            Karies merupakan penyakit jaringan keras gigi yang prevalensi terjadinya cukup tinggi. Oleh karena itu perlu dilakukan pencegahan. Pencegahan karies dapat dilakukan dengan berbagai macam cara. Salah satu cara alternatif adalah dengan mengonsumsi makanan yang mengandung zat antibakteri, seperti anggur. Anggur memiliki senyawa polifenol, flavonoid, proantosianidin dan senyawa lainnya yang sangat efektif dalam menghambat aktivitas Streptococcus mutans di dalam rongga mulut.














Referensi
1.      Acton, Ashton. 2011. Advance in Ethanol Reasearch and Aplication / 2011 Edition. Atlanta, Georgia : Scholarly Edition.
2.      Astawan, Made. 2008. Khasiat Warna Warni Makanan. Jakarta : Gramedia
3.      A. Furiga, A. Lonvaud-Funel dkk. 2007. In vitro anti-bacterial and anti-adherence effects of natural polyphenolic compounds on oral bacteria. Journal of Applied Microbiology ISSN 1364-5072
4.      Hala EL-Adawi. 2012. Inhibitory Effect of Grape Seed Extract (GSE) on Cariogenic Bacteria. Journal of Medical Plants Vol. 6(34).
5.      MARIA DAGLIA, ADELE PAPETTI, dkk. 2007. Antibacterial Activity of Red and White Wine against Oral Streptococci. Journal of Agricultural and Food Chemistry. 55, 5038-5042
6.      S. Pavan, Q. Xie dkk. 2011. Biomimetic Approach for Root Caries Prevention Using a Proanthocyanidin-Rich Agent. Journal of Caries Research 2011;45:443–447
7.      Kidd, Edwina & Sally Joyston. 1992. Dasar-dasar karies penyakit dan penanggulangannya. Jakarta : EGC.
8.      Wiranta, Bernard T. Wahyu. 2008. Membuahkan anggur dalam Pot dan Pekarangan. Tangerang :Agromedia Pustaka
9.      Whidia, Febrina Natarini. 2007. PERBANDINGAN EFEK ANTIBAKTERI JUS ANGGUR MERAH (Vitis vinifera) PADA BERBAGAI KONSENTRASI TERHADAP Streptococcus mutans. Semarang : Universitas Diponegoro

Tidak ada komentar:

Posting Komentar