Rabu, 26 September 2012

Oklusi normal versus Maloklusi



Oklusi gigi adalah suatu keadaan di mana gigi-gigi tersusun secara fit (pas) satu dengan yang lainnya, di dalam dan di antara rahang. Untuk gampangnya adalah posisi ketika kalian dalam keadaan posisi mengatupkan rahang dan gigi saling menggigit secara biasa tanpa dibuat-buat. Jadi kalau yang biasa ke dokter gigi terutama ortodontist, terus kita suruh posisi mengatup atau menggigit artinya kita suruh dalam kondisi oklusi.


Oklusi normal (biasanya disebut juga intercuspal atau oklusi sentral) diasumsikan sebagai keadaan di mana seorang dewasa muda dengan pertumbuhan gigi permanen yang sempurna – gigi-giginya tampak tersusun reguler dan simetris – dan walaupun sebenarnya hanya sebagian kecil orang yang memiliki pertumbuhan gigi seperti ini, ini menjadi suatu standar di mana kondisi gigi dapat ditentukan reguler atau tidaknya. Kondisi ini adalah bila posisi gigi rahang bawah dan gigi rahang atas menghasilkan kontak maksimum di antara cusps dan groove oklusal. Incisal edge dari gigi anterior rahang atas dalam kondisi overlap terhadap bagian labial dari incisal edge dari gigi anterior rahang bawah (dikenal pula dengan istilah overbite) dan cusps utama dari gigi caninus rahang atas terletak secara fit di antara permukaan-permukaan bukal dari gigi caninus rahang bawah dan gigi premolar pertama. Cusps-cusps yang terdapat pada garis rahang ke bagian buccal dan lingual,dengan cusps bukal dari gigi rahang bawah fit dengan groove oklusal dari gigi rahang atas, dan cusps palatal dari gigi rahang atas fit dengan groove oklusal dari gigi rahang bawah





Maloklusi adalah kondisi oklusi intercuspal dalam pertumbuhan gigi diasumsikan sebagai kondisi yang tidak reguler. Keadaan ini dikenal dengan istilah maloklusi tetapi batas antara oklusi normal dengan tidak normal sebenarnya cukup tipis. Maloklusi sering pula tidak mengganggu fungsi gigi secara signifikan dan termodifikasi pemakaian gigi. Atrisi oklusal menghilangkan cusp dan groove dari bukal gigi dan pada insisal gigi anterior dimana atrisi aproximal mengakibatkan perubahan posisi gigi dan penyimpangan arah mesial. Untuk lebih simpelnya adalah posisi selain oklusi normal. Tetapi ya itu tadi, bedanya kadang tipis, tetapi kondisi ireguler dapat terdeteksi. Untuk itu, ada klasifikasi sendiri untuk maloklusi. Ini didasarkan dari relasi oklusi dari molar pertama. Jadi patokannya adalah pada posisi relasi gigi geraham pertama atas dan bawah kita. So, mau bagaimanapun daerah di bagian depan gigi geraham tersebut, mau berdesakan atau tampak teratur tetapi untuk menentukan klasifikasi maloklusi, tetap dilihat dahulu dari molar pertamanya.


Maloklusi 1



Pada maloklusi kelas 1, relasi antar molar pertama normal, tetapi garis oklusi gigi-gigi di daerah depan dari molar pertama tersebut tidak tepat.


Maloklusi 2



Pada maloklusi kelas 2, tampak molar pertama bawah tampak lebih belakang dari pada molar atasnya sehingga relasi tidak lagi normal. Kondisi ini merupakan overbite / gigitan berlebih.


Maloklusi 3



Pada maloklusi kelas 3 ini merupakan kebalikan dari Kelas 2, yaitu molar pertama atas yang tampak lebih belakang daripada molar pertama bawah. Kondisi ini merupakan underbite atau terkadang disebut gigitan

terbalik

Demikian coret-coret saya seputar oklusi dan maloklusi :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar